Bolehkah Aku Marah?!
Bagaimana bisa sisa kemarahan kemarin sore yang belum terujarkan ini selesai? Ini sesal yang tak kesampaian meski tak pantas dipamerkan. Mana aku tahu kesombongan aku ini mengutuk aku pada kesendirian. Lagi pula dukaku ini sebentar lagi riwayat; tamat dalam cinta yang sesat; sesaat. Ah marahku ini belum aku pergunakan sepenuhnya bukan untuk aku simpan melainkan mengenalkan aku pada sifat kedewasaan. Aku ingin marah. Tanyaku. Katamu; marahlah pada perempuan berbikini ketika aku sedang membuahi didepan matamu. Terlalu sulit. Muaklah pada lelaki yang menjadi banci yang selalu menawarkan selangkangannya kepada manusia yang besar nafsu semata. MARAH SAJA !!. Tangan ini tidak sempat mampir ke pipi kebanggaannya untuk menghadiahkan sebuah tamparan keras, jemariku melayang tertahan cukup lama. "Apa yang aku lakukan ini bisa membuat harga diri aku terjatuh" terbesit diotakku. Karena memang aku bukan si pemarah, tapi ekspresiku selalu salah. Ya salah... Jadi dari mana kamu tahu ak