Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Pengangguran Juga Manusia, Bukan?

Gambar
Wajah anak manusia. Dengan tekad menaungi sang pagi yang sedang asyik bercumbu ria dengan embun. Jiwanya memaksa untuk menyentuh titik didih kesabaran. Tersembunyi dari muka yang masih sangat muda terlihat fluktuatif. Disana, tersimpan secuil do'a dari singgungan sudut-sudut bibir agar Tuhan memberikan suatu garis yang lurus untuk kehidupan hari ini. Bermodalkan seragam putih dan celana hitam, sibuk menggandeng senin menebar surat lamaran — bergumul dikepala. Dengan harapan mendapati untuk duduk dikursi wawancara. Begitu rapatnya jalan raya Ibu Kota. Berteman dengan klakson yang semerawut karut-marut bergendang ditelinga. Langkah mulai gontai memberanikan diri dari sang peringai. Satu persatu menggedor-gedor gerbang besi yang tingginya dua kali lipat dari tinggi ukuran manusia dewasa, penjagaannya dijaga ketat oleh penjagaan ratusan kali lipat. Jawaban pun diterima dari abjad-abjad yang menandakan penolakan atau tidak adanya lowongan kerja. Terhenti; ya terhenti di tepian