Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Pengangguran Juga Manusia, Bukan?

Gambar
Wajah anak manusia. Dengan tekad menaungi sang pagi yang sedang asyik bercumbu ria dengan embun. Jiwanya memaksa untuk menyentuh titik didih kesabaran. Tersembunyi dari muka yang masih sangat muda terlihat fluktuatif. Disana, tersimpan secuil do'a dari singgungan sudut-sudut bibir agar Tuhan memberikan suatu garis yang lurus untuk kehidupan hari ini. Bermodalkan seragam putih dan celana hitam, sibuk menggandeng senin menebar surat lamaran — bergumul dikepala. Dengan harapan mendapati untuk duduk dikursi wawancara. Begitu rapatnya jalan raya Ibu Kota. Berteman dengan klakson yang semerawut karut-marut bergendang ditelinga. Langkah mulai gontai memberanikan diri dari sang peringai. Satu persatu menggedor-gedor gerbang besi yang tingginya dua kali lipat dari tinggi ukuran manusia dewasa, penjagaannya dijaga ketat oleh penjagaan ratusan kali lipat. Jawaban pun diterima dari abjad-abjad yang menandakan penolakan atau tidak adanya lowongan kerja. Terhenti; ya terhenti di tepian

Teriak Saja !!

Teriak saja !! Hingga serak Biar sunyi sepi tak mampu menerjemahkan segala kosa kata yang telah tersusun rapi. Teriak saja !! Hingga mata membelalak Biar cahaya tak masuk kedalam lingkaran bola hitam yang selalu bersinggungan diantara keduanya. Teriak saja !! Hingga beradu urat Biar terputus dan tergeser dari strukturnya. Setelah itu, kau boleh memincingkan mata dan memilihku sebagai tujuan. Bukan hanya sekedar persinggahan untuk segala kecemasan tapi sebagai tempat untukmu kembali pulang.

Seimbang

"Sekilo berapa harga buah melon ini pak?!" "Rp. 12.500-,00, duakilo aja neng, bapak kasih harga Rp. 23.000-,00 !!" "Kenapa harganya jadi jatuh setelah dikalikan pak, padahal ditimbangan berat dua kilogram bernominal Rp. 25.000-,00 ??" "Haha si eneng dikasih murah masa gak mau!!" Beliau tertawa, aku mengerutkan kening "Neng tahu tidak, kenapa perempuan itu sangat dimuliakan?!" "Karena derajatnya" "Iya bener, tapi bukan itu yang bapak mau jelaskan. Ini ada kaitannya dengan buah melon yang harga nominalnya jatuh yang si neng pertanyakan barusan. Coba kamu ambil buah melon lalu kamu pegang kemudian taruh kembali" Dengan perintahnya tanpa pikir panjang, aku mengambil satu buah melon. Aku meraba, memegang kesetiap sudut-sudutnya. Lhoo buah melon punya sudut?? Ditaruh kembali... "Coba neng ambil lagi, terus ditaruh kembali" Lhoo apa maksudnya si bapak penjual buah ini mahu melabuhi saya? Ya

Gerimis Februari

Luas lagi sunyi Harumnya gerimis februari Terpantul lampu senja basahi ranting-ranting kenari. Tuan kembali, Datang bagai sangkurdi berbaju besi Membawa pedang berlumur darah Dengan tamengnya berwajah pasrah. Aku menari-nari dibawah sahutan gerimis Bulir-bulirnya menghantam dengan bengis. Aku hentakan kaki pada bumi agar semua tahu aku tak ingin sendiri Ya, aku cuma perempuan yang menikmati apa yang Tuhan beri. Menyimpulkan semua sudut menjadi satu alasan Mengeja analogi dan logika disetiap genangan pengulangan. Aku terlalu tolol. Aku tak sadar dengan ekspetasi aku sendiri Senandungku terlalu lampau untuk disimak. Semesta bungkam. Diam. Muram. Ah sudahlah, Tuhan saja tak sealay ini Dengan gerimis caraku mencintai Biar gerimis mengecup teduh dipelupuk mataku. (10feb:mybirth)